Tulisanrakyat.com – Penerbitan buku telah mengalami pergeseran yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Untuk membahas lebih lanjut mengenai dinamika ini, kami telah melakukan wawancara dengan Kurniawan Ahmad, seorang editor senior di salah satu penerbit mayor dengan pengalaman lebih dari lima tahun di dunia penerbitan buku.
Dalam wawancara ini, Kurniawan berbagi pandangannya tentang bagaimana personal branding dan konten menarik berperan penting dalam kesempatan menerbitkan buku, terutama melalui penerbit mayor.
BACA JUGA: Blogging, Sebuah Alternatif Bagi Kamu yang Suka Menulis
Menurut Kurniawan, tren saat ini menunjukkan bahwa menerbitkan buku secara gratis sudah tidak seperti dulu. Tidak lagi hanya bergantung pada isi konten yang bagus dan menarik, tetapi juga kualitas personal branding.
Menurutnya, personal branding yang kuat menjadi faktor kunci yang memengaruhi penerbit dalam memilih buku mana yang akan diterbitkan secara lebih eksklusif.
Salah satu hal yang mencolok adalah kebutuhan akan pengaruh personal branding ketika mengajukan draft naskah ke penerbit mayor.
BACA JUGA: Judul Artikel yang Menarik dan ‘SEO-Friendly’
Isi konten yang menarik tetap penting, namun pandangan pasar juga menjadi pertimbangan utama bagi para penerbit.
Kurniawan memberi ilustrasi bahwa penerbit memandang sudut pandang pasar sebagai elemen kunci yang tidak bisa diabaikan.
Mereka menginvestasikan modal pada karya Anda dengan tujuan memperoleh keuntungan bersama, di mana bagi hasil antara penerbit dan penulis akan ditentukan.
Mungkin beberapa dari kita pernah bertanya-tanya mengapa beberapa buku dengan isi konten yang biasa saja menurut pembaca bisa terbit melalui penerbit mayor?
Kurniawan menjelaskan bahwa hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu yang menjadi pertimbangannya adalah jumlah pengikut penulis di media sosial.
Pengikut yang signifikan dapat diartikan sebagai potensi pasar target yang kuat bagi penulis tersebut.
Selain itu, memiliki gelar atau latar belakang tertentu juga bisa memengaruhi keputusan penerbit, karena faktor ini dapat membantu dalam pemasaran buku.
Bagi para penulis pemula yang bercita-cita menerbitkan buku melalui penerbit mayor, selain giat menulis, Kurniawan menyarankan untuk fokus pada membangun personal branding.
Ini dapat dimulai dengan membangun pengikut atau pembaca potensial melalui media sosial dan platform tulisan daring.
Menurutnya, penggunaan media sosial dan aplikasi menulis gratis adalah cara efektif untuk membangun eksposur dan mendapatkan perhatian penerbit.
Bahkan, bukan tidak mungkin penulis akan dihubungi oleh penerbit mayor jika langkah-langkah ini dilakukan dengan baik.
Kesimpulannya, personal branding dan konten yang menarik memainkan peran krusial dalam peluang menerbitkan buku melalui penerbit mayor.
Penulis tidak hanya dituntut untuk menghasilkan konten berkualitas, tetapi juga untuk membangun jejak digital yang kuat dan memiliki potensi pasar.
Bagi penulis pemula, fokus pada membangun target pembaca dan eksposur melalui media sosial dan platform tulisan daring adalah langkah awal yang penting dalam perjalanan menuju penerbitan buku melalui penerbit mayor.**