Tulisanrakyat.com – Seringkali kita dengar seorang ibu mengatakan kepada anaknya yang gak bisa diatur dengan kalimat: “Kamu nakal/bandel banget sekarang, nak. Kalau ibu kasih tahu gak pernah mau dengar dan gak pernah mau nurut”.
Nakal itu sinonim dengan bandel. Nakal itu kata yang relatif lebih formal dari bandel. Arti ‘nakal’ menurut KBBI adalah suka berbuat kurang baik (tidak menurut, mengganggu, dan sebagainya, terutama anak-anak).
Sedangkan kata ‘bandel’ menurut KBBI diartikan sebagai melawan kata atau nasihat orang; tidak mau menurut atau mendengar kata orang; kepala batu: Dasar anak-anak itu bandel, tidak suka diperintah. Kalau murid-murid itu tetap bandel, gurunya terpaksa bertindak tegas.
BACA JUGA: Collective Noun dan Kata Kerja yang Mengikutinya
Dilansir dari laman Pikiranrakyat.com, ada 6 karakter anak yang sering dianggap nakal, yaitu: (1). Keras kepala (2). Tidak mau mengikuti aturan (3). Manja (4). Berani jawab ketika dinasehati (5). Tidak mau mendengarkan orang (6). Lancang. Semua (6) karakter ini secara eksplisit dan implisit sudah terdefinisikan pada KBBI.
Secara umum, awalnya kedua kata tersebut identik dengan perilaku anak-anak yang kurang baik seperti telah didefinisikan oleh KBBI. Orang dewasa yang berperilaku kurang baik pun disebut nakal tetapi tidak ada istilah ‘kenakalan orangtua’ untuk orang dewasa.
Yang ada hanya ‘kenakalan remaja’ yang di dalam Bahasas Inggris disebut ‘juvenile delinquency’. Remaja (anak-anak ABG) memang cenderung bersikap nakal, melawan, memberontak dan seterusnya karena faktor perkembangan jiwa atau psikologisnya dari anak-anak menjadi remaja.
Lalu, apakah orangtua (baca: orang dewasa) itu tidak nakal?
BACA JUGA: The Future Simple Tense vs Future Perfect Tense
Saya pernah dengar ada pernyataan (statement) seperti berikut ini: “Wanita semakin nakal, semakin kaya. Lelaki semakin kaya semakin nakal”. Kok wanita nakal jadi kaya? Kok pria yang makin kaya makin nakal?
Tentunya, pernyataan tersebut hanya bersifat sindiran dan guyonan semata. Artinya, wanita itu bisa kaya (punya uang) jika berani nakal; berani melakukan hal-hal yang kurang baik seperti menjual diri, memakai serta menjual obat-obat terlarang, menjadi penari striptease, dan seterusnya.
Begitu halnya dengan laki-laki. Jika ia makin kaya (tentu uangnya banyak), maka ia bisa melakukan apa saja termasuk melakukan hal-hal yang kurang baik seperti mabuk-mabukan, menyewa wanita panggilan (WTS), mengkonsumsi narkoba, dan seterusnya.
Kesimpulannya, ada uang orang bisa nakal. Tanpa uang, orang juga bisa nakal.
Beda dengan kata nakal, kata bandel memiliki makna yang lebih luas dan kini seringkali disematkan pada kendaraan bermotor. Kata nakal hanya merujuk pada perilaku orang sedangkan kata bandel merujuk pada perilaku orang (khususnya anak-anak) dan kendaraan.
Saya suka motor ini walaupun motor ini sudah lama tetapi bandel banget. Kata bandel yang disematkan pada motor ini mengandung makna atau konotasi positif. Artinya, motor ini jarang ngadat. Motor ini jarang rusak. Pokoknya, motor ini bandel banget.
Akhir kata, motor boleh bandel. Orangtua gak boleh bandel apalagi nakal. Kalau anak-anak bandel dan nakal adalah wajar dan normal karena faktor pertumbuhan psikis dan fisiknya dan itu bukan masalah besar jika kita sebagai otangtua atau guru mampu mengarahkan mereka untuk berbuat dan melakukan sesuatu dari yang kurang baik (negatif) menjadi sesuatu yang baik (positif).**