Tulisanrakyat.com – Laga Man City vs Arsenal di Community Shield pada Minggu malam, 6 Agustus 2023, memberikan pertunjukan yang cukup menarik.
Gol indah dari Cole Palmer mampu dibalas oleh Trossard di menit terakhir pada tambahan waktu 11 menit dan memaksa Man City untuk beradu penalti dengan Arsenal.
Selain dari gol yang tercipta, cara mereka bermain pun cukup menarik. Kedua tim saling beradu taktik demi menembus pertahanan lawan dan mencoba bertahan dengan cerdas dan gemilang.
BACA JUGA: Gvardiol, Bek Termahal Kedua Setelah Maguire
Kedua tim dikenal mampu melakukan permainan dengan membangun serangan dari belakang. Man City punya Stones dan Rodri dari lini belakang.
Lalu di babak kedua B. Silva pun ikut membantu dalam membangun serangan.
Sementara itu, Arsenal punya Timber dan Partey, dan terkadang Rice pun ikut membantu dari sisi kiri belakang akibat dari ketidakhadiran Zinchenko.
BACA JUGA: Community Shield 2023: Arsenal Menang Lewat Adu Penalti!
Membangun Serangan (Build-Up Play)
Build-Up Man City – Taktik
Dalam membangun serangan, Man City mengubah posisi merek menjadi 3-2-5 di mana Walker, bek kanan mereka, berlari “overlap” memenuhi sisi kiri Arsenal.
Kita bisa melihat juga Rodri mundur ke lini paling belakang agar memberi ruang untuk Stones atau Akanji maju, sehingga memberikan pergerakan dinamis agar pertahanan Arsenal kocar-kacir di tengah.
Taktik tersebut sangat jitu bilamana pemain lawan melakukan pertahanan secara man-to-man atau masing-masing pemain menjaga ketat satu per satu pemain lawan.
Pressing Arsenal – Taktik
Hanya saja, Arsenal tidak melakukan pendekatan man to man. Mereka lebih memilih untuk melakukan pressing di saat posisi Man City lemah.
Seperti apa kah posisi lemah tersebut? Posisi lemah saat build-up berupa;
- bola dioper ke bek sayap yang sedang berada di pinggir lapangan
- umpan jauh ke depan saat pemain depan menjemput bola
- adanya blunder kontrol bola dari personel lini belakang
Pressing saat kondisi pertama dilakukan karena opsi umpan bagi bek sayap akan berkurang, hanya bisa kedepan atau ke sisi tengah.
Sementara itu, pressing saat kondisi kedua bisa terjadi karena umpan jauh akan memberikan waktu bagi tim bertahan agar dengan cepat menjaga opsi umpan bagi pemain depan yang menjemput bola.
Kondisi ketiga mungkin sudah jelas. Hal itu akan berhasil bila pemain yang melakukkan pressing memiliki kemampuan bagus dalam merebut dan intercept bola.
Tidak semua tim memiliki pemain depan yang memiliki kemampuan tersebut, sehingga di pertandingan tersebut Arteta meminta agar Rice bertahan lebih agresif lagi ke depan membantu Odegaard dan Havertz.
Hasilnya adalah Rice berhasil merebut bola dari Rodri dua kali akibat dari penggunaan taktik pressing seperti ini.
Bagaimana Gol Man City Bisa Terjadi?
Gol Palmer bisa terjadi tentu karena kualitas bagus dari tendangan yang dimiliki Palmer.
Namun, bila kita lihat, Palmer pun memilki kesempatan yang sama di posisi yang sama 12 menit sebelum gol terjadi.
Kenapa kesempatan di awal tidak membuahkan hasil, sedangkan kesempatan kedua membuahkan gol?
Secara visual, perbedaannya terletak pada cara Palmer yang memilih untuk menendang lebih tinggi, menempatkan bola ke gawang Ramsdale.
Kunci Terjadinya Gol Palmer
Ada hal lain yang mungkin pemirsa tidak perhatikan pada gol Man City. Pertama, pressing yang gagal ketika Foden menjemput bola. Kedua, overload di sisi kiri pertahanan Arsenal oleh Walker.
Proses Gol Man City
Bermula saat Foden menjemput bola, Partey mencoba melakukan pressing secara agresif untuk mengganggu Foden dalam menerima bola umpan, dengan tujuan menghambat progres bola ke depan dan menekan area belakang Foden.
Namun, pressing agresif Partey terlalu gegabah sehingga Foden bisa lolos.
Dari sini Foden memiliki area kosong di tengah, sehingga dengan mudah memilih opsi umpan ke Palmer atau De Bruyne.
Kemudian Foden memutuskan mengumpan ke Palmer yang langsung memosisikan dirinya untuk menendang.
Overload oleh Walker
Tahap inilah yang membedakan dengan kesempatan pertama, overload di sisi kiri Arsenal.
Pada kesempatan pertama, ketika memosisikan dirinya untuk menendang, Timber dengan sigap mendekati Palmer agar mengganggu tendangannya. Akibatnya adalah bola terpantul sehingga terjadi sepak pojok.
Pada kesempatan kedua, ketika memosisikan dirinya untuk menendang, Tierney kewalahan harus menjaga Walker dan Palmer bersamaan.
Hasilnya adalah sebuah karena Palmer lebih leluasa dalam mempersiapkan dirinya untuk shooting.
Menarik bukan? Sebuah kontribusi Walker walau tidak perlu menyentuh bola. Inilah yang dinamakan sebagai permainan taktik.
Ujung-Ujungnya Kalah di Community Shield 2023
Walau gemilangnya permainan menyerang Man City di laga Community Shield 2023, skor tetap saja bisa disamakan kala Arsenal berhasil membalas lewat gol defleksi Trossard dan kemudian berujung pada kekalahan dalam adu penalti.
Permainan menarik penuh taktik antara Arsenal dan Man City ini bisa kita saksikan lagi di musim ini, setidaknya dua kali dalam pertandingan Premiere League. Saksikanlah!**