Menu

Mode Gelap
 

Pendidikan & Pengetahuan Umum · 24 Jan 2024 07:18 WIB ·

Mumpung dan Aji Mumpung


 Sumber Foto: Tulisanrakyat.com/Freepik Perbesar

Sumber Foto: Tulisanrakyat.com/Freepik

Tulisanrakyat.com – ‘Mumpung’ sebuah kata umum yang seringkali digunakan oleh banyak orang dalam percakapan sehari-hari seperti terlihat dari enam kalimat di bawah ini. Apa sebenarnya arti kata ‘mumpung’?

Mumpung ada rezeki, aku belikan adikku sepeda motor baru.
Mumpung masih kuat, aku harus kerja keras untuk mencari nafkah.
Mumpung hari masih pagi, kita jogging keliling taman sebentar yuk.
Mumpung ada yang mau, kulamar wanita itu untuk menikah denganku.
Mumpung masih ada umur, perbanyaklah berbuat kebaikan.
Mumpung masih muda dan sehat, ayo kita terus banyak belajar.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia): ‘mumpung’ adalah selagi; kebetulan (ada baik dsb); senyampang. Misalkan, mumpung masih sehat … = selagi masih sehat.

BACA JUGA: ‘Kata Kerja Berakhiran -ing’: Kata Kerja atau Kata Benda? Ini Cara Membedakannya

Kata ‘mumpung’ merupakan kata keterangan (adverbia) dan seringkali dimajemukkan dengan kata ‘aji’, yaitu menjadi ‘aji mumpung’ yang berfungsi sebagai kata benda (nomina). Apa maknanya? Kata ‘aji’ sendiri berasal dari Bahasa Sansekerta yang mengandung makna ‘rasa’.

Aji mumpung konon diambil Bahasa Jawa dan menjadi istilah yang begitu populer yang awalnya digunakan untuk menggambarkan tindakan seseorang atau kelompok orang yang secara langsung memanfaatkan peluang atau kondisi serta situasi yang ada untuk kepentingannya sendiri.

Kesempatan itu dirasa sangat tepat oleh orang atau kelompok orang tersebut untuk melakukannya karena kalau tidak kemungkinannya akan gagal. Mumpung masih ada kesempatan, kapan lagi? Begitu pikirnya.

BACA JUGA: The Present Continuous Tense Sebagai Future Tense

Contoh konkritnya adalah belakangan ini viral isu tentang salah satu cawapres yang menurut banyak orang adalah karena faktor ‘aji mumpung’. Ia bisa maju sebagai cawapres karena campur tangan bapaknya yang masih menjabat sebagai orang nomor 1 di Indonesia.

Seandainya bapaknya bukan orang nomor 1 di negara ini, apakah ia akan mampu mencalonkan diri menjadi cawapres?

Peristiwa di atas sebenarnya hanya salah satu contoh dari sekian banyak peristiwa di mana dalam kehidupan nyata banyak orang yang menggunakan ‘aji mumpung’. Sayangnya, konotasi kata ini cenderung memiliki makna yang negatif.

Aji mumpung bermakna “selagi ada kesempatan, kapan lagi …ayo lakukan”.

Padahal konteks makna ‘aji mumpung’ tidak hanya berkonotasi negatif. Aji mumpung juga memiliki makna positif jika momen atau kondisinya positif seperti pada contoh 6 kalimat sebelumnya. Kedua aji mumpung baik positif maupun negatif didukung oleh keadaan.

Artinya, kita punya kesempatan untuk melakukan hal-hal positif (tetap melaksanakan tugas dengan baik, tidak melakukan penyimpangan, dll) atau negatif (kecurangan, korupsi, nefotisme, dll). Coba perhatikan contoh-contoh aji mumpung yang sifatnya negatif di bawah ini,.

Aji mumpung negatif:
Mumpung bos kita gak datang, kita bisa pulang cepat hari ini. Dalam Bahasa Inggris pun ada pepatah tentang kondisi seperti ini: “when the cat is away, cats will play”.
Mumpung kita masih menjabat, kita pekerjakan keluarga kita aja (nefotisme).
Mumpung kita masih pegang keuangan, kita pakai saja uang itu untuk memenuhi keperluan dan kebutuhan kita.
Mumpung papa masih menjabat, aku dan kakakku sering memanfaatkan dan menggunakan jabatan papa sebagai tameng.
Mumpung hari kejepit, kita sekalian aja gak usah sekolah/kerja (bolos).
Mumpung yang punya dompet (karena jatuh) gak tahu, kita ambil aja uangnya.
Mumpung yang punya toko gak ada (saat mau beli), kita ambil aja yuk.
Dan seterusnya …

Aji mumpung negatif sifatnya menjadi bias karena di satu sisi bisa merupakan tindakan biasa (bukan pidana) dan sah-sah saja tetapi di sisi lain, juga bisa merupakan tindakan pidana.

Kasus pencalonan cawapres anak kepala negara bukanlah tindakan pidana walaupun awalnya ditentang oleh publik dan dianggap tidak konstitusional.

Beda dengan kasus orang yang melakukan korupsi karena jabatannya; atau orang yang mau beli di warung lalu mengambil sesuatu tanpa membayar karena yang jual tidak ada di tempat.

Ini pidana murni karena melanggar hukum walaupun ketiga kasus tersebut sama-sama menggunakan pola aji mumpung.

Kalau dicermati secara seksama, sebenarnya salah satu faktor penyebab terjadinya pola aji mumpung karena adanya peluang dan kesempatan. Jika peluang sudah ada di depan mata, maka banyak orang jarang sekali berpikir dua kali untuk melewatkan peluang tersebut.

Ambil saja. Resiko belakangan. Pokoknya, aji mumpung. Banyak kejahatan atau kecurangan terjadi karena adanya peluang untuk melakukannya.

Maka untuk menghindari terjadi kecurangan, maka harus dibuat ketentuan atau regulasi yang dapat menutup celah terjadinya pola aji mumpung dan mengikis habis prinsip dan pola pikir aji mumpung yang dianut oleh orang yang menjabatnya.

Akhir kata, tetap semangat mumpung kita masih hidup. Hindari pola aji mumpung negatif. Belajarlah dari Aji Santoso (eks pelatih timnas dan Persebaya) yang tetap berkarya di usianya yang tidak muda lagi tanpa aji mumpung…hehe.**

Artikel ini telah dibaca 16 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Bahasa Inggris: Unik dan Anehnya Bahasa Internasional Ini

23 April 2024 - 08:31 WIB

Lafal bahasa Inggris itu sangat unik dan aneh karena tidak konsisten karena bisa berbeda meskipun memiliki huruf yang sama.

Friends: What Type of Friend Are You? A Good Or Bad Friend? Who Is Your Best Friend?

22 April 2024 - 19:33 WIB

Ada pepatah yang berbunyi: “A friend In Need Is Just A Friend Indeed”, yang bermakna “Teman sejati adalah teman dalam duka”.

IELTS: Perbedaan Antara Academic Training dan General Training

22 April 2024 - 19:21 WIB

Memahami perbedaan antara Academic Training dan General Training dalam tes IELTS penting untuk menentukan tes mana yang sesuai.

Akhiran S (Suffix S) dan Apostrophe (‘) S

28 March 2024 - 10:14 WIB

Akhiran S atau Suffix S dan Apostrophe S adalah dua hal yang perlu mendapatkan perhatian dari mereka yang belajar Bahasa Inggris.

Wajib Belajar Pendidikan Dasar: Kenapa Harus 6 dan Lalu 9 Tahun?

25 March 2024 - 15:34 WIB

Wajib Belajar Pendidikan Dasar merupakan program Pemerintah untuk menjawab kebutuhan dan tantangan zaman di masa depan.

Haus dan Lapar: Thirsty and Hungry

6 March 2024 - 10:18 WIB

Pada bulan Ramadhan kaum muslimin di seluruh dunia akan menjalankan ibadah puasa, yaitu menahan rasa haus dan lapar.
Trending di Pendidikan & Pengetahuan Umum